International Visiting Lecturer: Prof. Dr. Alparslan Açikgenç Bahas Integrasi Islam dan Ilmu di Pascasarjana UIN SUNA

Pascasarjana UINSUNA | Lhokseumawe – Senin, 14 Juli 2025 pukul 13.30 WIB, Program Doktor (S3) Studi Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN-SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Visiting Lecturer bertema “Integration of Islam and Science”. Kuliah tamu berskala internasional ini menghadirkan narasumber terkemuka, Prof. Dr. Alparslan Açikgenç dari Ibn Haldun University, Turki.

Prof. Dr. Alparslan Açikgenç dikenal sebagai salah satu filsuf dan pemikir Muslim kontemporer berpengaruh. Lahir di Erzurum, Turki pada tahun 1952, beliau menyelesaikan pendidikan sarjana di Ankara University (1974), meraih gelar magister di University of Wisconsin (1978), dan meraih gelar doktor di University of Chicago (1983). Sepanjang karier akademiknya, Prof. Alparslan telah mengajar dan meneliti di berbagai perguruan tinggi bergengsi, seperti METU, International Institute of Islamic Thought and Civilization (Malaysia), Fatih University, hingga Yıldız Technical University. Sejak 2017, beliau aktif sebagai dosen dan peneliti di Ibn Haldun University.

Dalam kuliah yang berlangsung interaktif tersebut, Prof. Alparslan membahas secara mendalam tentang filsafat ilmu pengetahuan. Beliau menegaskan bahwa filsafat sains tidak hanya berhenti pada penyusunan teori, tetapi juga mencakup: formulasi worldviews berbasis teori ilmiah penting, penjabaran asumsi dan praduga ilmuwan, analisis serta klarifikasi konsep dan teori, hingga kajian atas prosedur dan syarat yang membuat suatu penjelasan ilmiah dapat dianggap sahih. Prof. Alparslan juga menekankan pentingnya kesadaran filosofis dalam proses integrasi ilmu dan Islam. Menurutnya, pendekatan ini harus dibangun secara kritis dan kontekstual, agar mampu menjawab tantangan zaman dan bukan hanya menjadi slogan normatif.

Kegiatan ini dipandu oleh Assoc. Prof. Dr. Saifuddin Dhuhri, M.A., yang juga mengampu mata kuliah “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” bersama Prof. Alparslan. Meski menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, antusiasme mahasiswa sangat tinggi. Diskusi berjalan dinamis, termasuk membahas kebijakan pemerintah Turki terkait pengembangan ilmu pengetahuan modern.

Beberapa mahasiswa, seperti Muhammad Hatta dan Dedy Haryadi Hasan, juga mengajukan pertanyaan kritis seputar mengapa banyak peneliti lebih memilih menggunakan filosofi Barat dibandingkan khazanah filsafat Islam, padahal sejarah mencatat tokoh-tokoh besar seperti Al-Kindi yang sangat berpengaruh. Prof. Alparslan pun menjawab dengan menguraikan pengalaman serta risetnya, menjelaskan perlunya keberanian ilmuwan Muslim untuk kembali menghidupkan dan mengembangkan tradisi filsafat Islam.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Pascasarjana UIN SUNA Lhokseumawe dalam memperluas jejaring akademik internasional, memperkaya wawasan mahasiswa program doktor, sekaligus menjembatani integrasi ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai keislaman. (Sal)

© 2025 Pascasarjana UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Unggul, Islami, dan Inovatif

Share this Post